Pages - Menu

Kamis, 30 Mei 2013

ARYA WINTANG DIMASA SERANGAN I JELING

ARYA WINTANG
 
Dikisahkan keadaan diwilayah Sarinbuana aman damai penduduk hidup rukun serta semua ingat dengan swadarmanya masing-masing. Pada zaman itu disebutkan penduduk Sarinbuana sudah mencapai 600 KK, pada saat itu yang memerintah di Balisudah paduka ParameswaraSri Hyanging Hyang Adhi Dewa Lancana. Tetapi tahun 1208 saka, kerajaan bali diserang oleh kerajaan Singasari dari jawa dibawah Kerta Negara. Raja Kertanegara mengirim pasukan perang dibawah para patih yang sakti-sakti, seperti Ki Kebo Bungalan, Ki Kebo Anabrang, Ki Lembu Peteng, Ki Jaran Waha, dengan bersenjatakan lengkap membinasakan kerajaan bali. Pertempuran sangat sengit antara pasukan raja bali dengan pasukan Kertanegara/Singasari. Banyak rakyat bali yang tewas dan paduka raja ditawan serta dibawa ke singasari. Semenjak itu kerajaan bali takluk kepada kerajaan singasari. 
Pada zaman pertempuran melawan singasari , pertempuran juga sampai mkewilayah jauh dari kerajaan mencari keluarga raja-raja bali.  Termasuk ke Sarinbuana juga diserbu karena masih dekat hubungannya dengan kerajaan bali. 
Wilayah saribuana diserbu  oleh pasukan dibawah pimpinan I JELING.Saat itu banyak penduduk sarinbuana yang mati dan ada yang selamat melarikan diri ada yang ke Kebon Jajung/Karyasari, ada yang desa Sanda, ada yang ke desa Sangketan dan ada yang ke desa Beng. Hanya sedikit yang masih tersisa di sarinbuana mereka bersembunyi ke tengah hutan, yang bersembunyi ini ada yang membawa gong desa, disembunyikan di Batur Sakti. Yang lainnya dengan gigih mempertahankan  desa termasuk griya sarinbuana. Ada yang menyelamatkan benda-benda pusaka seperti Bajera, presasti Jayapangus/Prasasti Sarinbuana. Pada saat itu prasasti hanya sempat diselamatkan 3 lembar dan lagi 2 lembar ketinggalan  yang selanjutnya sampai sekarang belum diketemukan.
Pertempuran semakin sengit, keadaan desa hancur lebur, rumah-rumah dibakar, pratisentana arya wintang menjadi sasaran dan target untuk di habisi. Namun tak lama kemudian datang bantuan dari keluarga Toh Jiwa dari wanagiri yang merupakan pasukan belapati untuk melindungi griya sarinbuana serta pratisentana Arya Wintang.Maka pasukan musuh dapat dipukul mundur dan akhirnya dikalahkan dengan tewasnya I Jeling yang merupakan pimpinan pasukan musuh. Dengan terbunuhnya I jeling barulah wilayah sarinbuana aman . Keluraga yang sudah melarikan diri lama-lama lalu menetap langsung di daerah pelariaanya. Namun semua dari mereka yang melarikan diri tidak ada yang berani menunjukkan jati dirinya bahwa mereka keturunan Arya Wintang. Dmikian pula keluarga yang di sarinbuana juga belum ada yang berani menunjukkan diri. Setelah beberapa trahun berjalan keadaan mulai pulih dan kehidupan mulai berjalanj lancar. Pada saat itu pengelingsir keluarga Arya Wintang yang di sarinbuana melakukan pemujaan kepada para dewata  agar kembali bisa menegakkan jati diri bahwa mereka adalah keturunan dari Arya Wintang. Dimana tempat pengelingsir melakukan pemujaan tersebut yang berada di tengah hutan sekarang berdiri PURA BATUR SINAH-ANGGA yang sekarang lebih dikenal dengan nama  PURA SINANGGA.
Demikian keadaan saribuana pada zaman kali sengara, dan selanjutnya kembali para penduduk menata kehidupan desa sarinbuana. Berkat anugrah Ida Batara Kawitan dikisahkan perkembangan keturunan Arya Wintang baik  yang ada di luar maupun di Sarinbuana mulai saling berhubungan dan mengingat asal-usul mereka.

Selasa, 28 Mei 2013

ARYA WINTANG SEBAGAI NAMA KETURUNAN DAN BISAMANYA

ARYTA WINTANG

Diceritakan setelah Arya Bintang menguasai dharma agama dan kependetaan, akhirnya Arya Bintang mediksa mebiseka IDA RSI AGUNG SAKTI MANGGAR AGUNG. Selanjutnya Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang memperdalam ajaran kemoksan dan dikisahkan beliau bersama istri setelah beliau lanjut usia, akahirnya bisa mencapai moksa di Griya/ Pura Siwa Sarinbuana. Sedangkan adik dari Arya Bintang/Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung diceritakan kawin ke griya Batu belah.
Keadaaan griya Sarinbuana dan wilayah sekitar aman , damai semua umat melakukan darmanya masing-masing. Kehidupan berjalan dengan baik, penduduk di sekitar hidup rukun sesama lainnya. Penduduk desa semakin banyak, sekarang disebutkan Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung, sudah berputra dan punya cucu. Karena keturunan Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung sudah bertambah maka beliau memandang perlu memberikan nama pada keturunannya serta membuat bhisama kepada keturunannya yaitu sapta  bhisama Hyang Kawitan sebagai berikut :
1. Para pratisentana dari Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung diberi nama ;KELUARGA ARYA 
    WINTANG.
2. Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung mennegaskan bila nanti pratisentananya membuat pelinggih 
     untuk Betara Kawitan agar dibuatkan meru  tumpang 11 untuk dipusat/kawitan, meru tumpang 9
     pada merajang Agung atau senistanya meru tumpang 7.
3. Beliau mengingatkan pada keturunannya karena keturunan Mahabrahmana, maka pratisentananya 
     tidak diperkenankan dipuput oleh orang luar ( harus dipuput sendiri dari keluarga Arya Wintang )
     untuk semua bentuk upacara yadnya yang dilaksanakan dimanapun.
4. Beliau juga mengingatkan untuk upacara yang tergolong besar seperti Pitra Yadnya, Potong Gigi
     agar selalu mohon tirta pamuput di Pura/Griya Sarinbuana dan di Pura Kawitan
5. Beliau juga mengingatkan pada keluarga Arya Wintang dimanapun berada agar selalu menjaga 
     dan berbakti kepada pura-pura peninggalan leluhur, yang disebut Jajaran Pura Sarinbuana
6. Beliau juga mengingatkan pada Keluarga Arya Wintang dimanapun berada agar tidak lupa berbakti
    di Pura Dalem Balingkang
7. Bila ada pratisentana Arya Wintang yang tidak melaksanakan bhisama tersebut akan berakibat 
     fatal, tidak henti-hentinya mengalami penderitaaan, percekcokan dalam keluarga, penghasilan yan
      tidak enteg/mesari,masalah akan timbul silih berganti diluar kemampuan berpikir karena dikutuk
     oleh Ida Battara Kawitan
Demikian sapta bhisama yang dikeluarkan oleh Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung untuk menata dan memberikan tuntunan bagi pratisentananya agar selalu tetap berbakti kepada leluhur , serta tahu asal-uslnya. Dan melaksanakan kewajiban yang diberikan untuk memcapai kebahagiaan lahir dan batin

ARYA WINTANG DENGAN GRIYA SARINBUANA

ARYA WINTANG

Setelah Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang menetap di sekitar cenana pelet membuat tempat tinggal  yang diberi nama Griya Sarinbuana. Dan daerah disekitarnya dinamakana desa Sarinbuana.Beliau selaku Siwa menuntun dan muput segala bentuk yadnya yang dilaksanakan diwilayah sekiranya. Sekarang Griya Sarinbuana lebih dikenal dengan nama PURA SIWA atau GRIYA SARINBUANA.
Dalam perjalanan bekliau dari istana sampai di Sarinbuana diiringi oleh pengawal bela pati ( toh Jiwa ), Setelah Ida Rsi Menetap di Griya Sarinbuana , pengawal beliau disuruh membuka hutan yang sangat lebat  yang disebut Wanagiri. Dikisahkan beliau mulai memerintahkan para pengikutnya untuk membuka  hutan digunakan menjadi ladang atau sawah. Sebelum hutan dibongkar Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang, melakukan pemujaan untuk mohon ijin merabas hutan serta menyucikan wilayah yang akan dirombak. Dimana pada tempat beliau beryoga  di beri nama giri hening dan sekarang masih ada Pura Batur Giri Hening/Batur Girining.Setelah itu baru hutan dirombak untuk membuat ladang dan sawah.

Dikisahkan ladang dan sawah sudah digarap menanam pala bungkah, pala gantung, termasuk padi, namun sungguh disayangkan hasilnya tidak pernah bagus selalu dirusak hama atau mati. Hal ini dipikir-pikir oleh Ida RsiAgung, akhirnya beliau sadar yaitu lupa memuja kepada Batari Sri sesuai Sabda yang diperintahkan dari Dewata di Besakih. Kemudian Ida Rsi agung Sakti Arya Wintang melakukan pemujaan dengan mencari tempat yang agak tinggi naik ke gunung batukaru untuk mohon keselamatan agar sarwa tinandur nadi dan luput dari sasab merana,sekaligus nunas sarinbuanakepada Ida Batari Sri. Setelah selesai melakukan pemujaan diceritakan nadi kang sarwa tinandur luput dening sasab merana, yang selajutnya tempat beliau  meyoga karena terbukti berhasil disebut Jati Luwih. Ditempat tersebut sampai sekarang berdiri kahyangan jagat penyungsungan subak-subak di wilayah selemadeg dari kaki gunung batukaru sampai kepantai. pura tersebut bernama Pura Pucak Luhur Jati Luwih. Ida Rsi juga melakukan pemujaan Batari Sri  dilereng timur gunung batukaru, agar hasil yang diterima bisa banyak dan mesari/enteg.Selanjutnya ditempat ini berdiri Pura kahyangan jagat untuk memuja Batari Sri yang bernama Pura Luhur Pucak Sari. Beliau juga melakukan yoga kearah bawah dari pucak sari untuk memohonkan para pengikutnya dan masyarakat
agar mendapat petunjuk bilamana mendaspat musibah sakit, agar diberikan obat  atau petunjuk agar masyarakatnya bisa sembuh dari sakit. Dan sekarang pada tempat pemujaan itu berdiri kahyangan jagat bernama Pura Luhur Tamba Waras.
Diceritakan keadaan griya sarinbuana dan sekitarnya  semakin rame serta penduduk aman, tentrem. Apalagi Beliau semakin dikenal oleh masyarakat sebagai Siwa, yang merupakan bagawanta kerajaan bali, yang wenang muput seraja karya apapun yang dilaksanakan oleh masyarakat.Semakin lama perkembangan seputar griya semakin rame karena semakin banyak penduduk sekitar yang mohon petunjuk ataupun nunas pemuput seraja karya ke griya Sarinbuana.Disebutkan beliau sudah banyak mempunyai sisya, seterusnya Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang  dikisahkan mmempunyai dua orang putra yaiotu yang sulung laki diberi nama ARYA BINTANG, dan adiknya perempuan diberi nama LINTANG SARI. Perkembangan wqilayah semakin luas selanjutnya beliau membangun paaryangan tempat memuja para dewata myang selanjutnya disebut Jero Kanginan dan sekarang menjadi Pura Puseh desa Sarinbuana. Selain itu juga dibangun Pura Batur Sakti, Pura Taman dan Pura Batu Manggeng. Dengan demikian sudah ada 9 pura yang dibangun masa Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang untuk masyarakat luas di wilayah sarinbuana yaitu :
1.Jero Kawan/Griya/Pura Siwa
2.Jero Kanginan/ Pura Puseh
3.Pura Batur Giri Hening/Batur Girining
4.Pura Luhur Pucak Jati Luwih
5.Pura Luhur Pucak Jati Luwih
6.Pura Luhur Pucak Tamba Waras
7.Pura Batur Sakti
8.Pura Taman
9.Pura  Batu Manggeng
Kesemua kahyangan tersebut diberinama jajaran Pura Sarinbuana yang wajib dipelihara dan disungsung oleh masyarakat sekitar lebih-lebih keturunan Ida Rsi agung Sakti Arya Wintang/keluarga Arya Wintang.Selanjutnya Ida Rsi memberikan tugas pada anak beliau karena sudah dewasa yaitu Arya Bintang untuk mengurus pura-pura tersebut bersama masyarakat.

Minggu, 26 Mei 2013

ARYA WINTANG DALAM PERJALANAN KE SARINBUANA

ARYA WINTANG
 
Dikisahkan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang telah keluar dari istana Dalem Balingkang tidak lagi ikut mengurusi kerajaan, beliau lebih menekuni dan melaksanakan dharma kependetaannya. Setelah beliau keluar dari istana  pertama kali menuju pucak gunung agung ( pucak Tohlangkir ),untuk melakukan tapa yoga semadi. Selanjutnya beliau mendapatkan pawisik ( sabda ), berupa tempat yang cocok bagi beliau sebagai tempat tinggal. Dari pucak gunung Agung Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang melihat ke arah barat ( Gunung Batukaru ), terlihat oleh beliau ada cahaya putih dari bawah menembus keangkasa. Menurut pawisik yang beliau terima agar nantinya beliau bertempat tinggal di mana cahaya tersebut muncul. Akhirnya beliau memutuskan untuk mencari cahaya tersebut karena tempat itu sangat utama dan cocok bagi beliau sebagai tempat tinggal setelah keluar dari lingkungan istana.
Diceritakan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang selanjutnya turun dari pucak gunung Agung, menuju Pura Besakih. Setelah beberapa lama beliau di Pura Besakih, sambil melakukan pemujaan kepada Sang Hyang widhi aggar perjalanannya direstui dan selamat mencari cahaya yang terlihat putih menjulang ke angkasa. Di Besakih beliau juga mendapat pawisik agar selamat dalam perjalanan harus selalu mengadakan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewata dimanapun berada. Terutama agar selalu memuja kebesaran Ida Batari Sri, supaya m asyarakat bisa mendapatkan anugrah amertaning buana. Selanjutnya beliau melanjutkan perjalanan kearah barat, menyusuri hutan dan akhirnya perjalanan beliau diteruskan lewat jalur pantai agar selalu bisa melihat tanda cahaya yang ditunjukkan oleh para dewata.Setelah beberapa l;ama disebutkan beliau sampailah di daerah jimbaran. Disini beliau beristirahat sambil melakukan pemujaan memohon anugrah amertaning buana yang disebut SARIN BUANA . SAellanjutnya ditempat pemujaan beliau tersebut sekarang berdiri Puara Saribuana. yang disungsung masyarakat untuk memuja Batari sri.
Seterusnya Ida Rsi agung sakti Arya Wintang melajutkan perjalanan menuju ke arah barat dan disebutkan beliau tiba disuatu tempat dipinggir pantai  dan dari situ cahaya putih yang dicari sudah terlihat jelas sekali diarah utara serta nampaknya sudah dekat. Ditempat ini kembali beliau melakukan pemujaan karena tujuan beliau sudah tampak. demikian pula ditempat dimana beliau melakukan pemujaan tempat itu diberi nama Saribuana dan sekarang ditempat itu berdiri Pura Sarinbuana yang mana juga disungsung masyarakat sekitar untuk memuja Batari Sri. Tempat pura tyersebut sekarang bernama Desa Klecung.

Kembali Ida Rsi Agung Sakti Aryta Wintang melanjutkan perjalanan ke arah utara menembus hutan yang sangat lebat. Dan tidak lama diceritakan tibalah beliau ditengah hutan dilereng gunung Batukaru yang sangat sejuk . Dan ditempat inilah beliau menemukan Pohon Cenana/cendana yang besar  serta darii pohon cendana tersebutlah keluar cahaya putih menjulang ke angkasa, sampai daerah disekitar pohon cendana tersebut terang karena sinar putih tersebut. Kemudian Ida Rsi agung sakti Arya Wintang menyebut itu Kayu Cenana Pellet. Selajutnya Ida Rsi agung sakti Arya Wintang menetap disekitar cenana pelet tersebut membuat tempat tinggal yang diberi nama GRIYA SARINBUANA.

ARYA WINTANG SETELAH DALEM BALINGKANG WAFAT

ARYA WINTANG
Kira-kira 30 tahun Sri Aji Jayapangus/ Dalem Balingkang berkuasa, baginda lalu wafat pada akhir tahun 1103 saka. Jenazah baginda dimakamkan di pertapaan Dharma Anyar. dikisahkan  baginda punya dua putra yang sulung bernama Sri Hekajaya,  adiknya bernama Sri Dhanadiraja. Keduanya perjaka sama-sama berwajah tampan.Selanjutnya Sri Hekajaya yang bertahta di Bali, setelah selesai upacara penobatan beliau bergelar Paduka Sri Maharaja Hekajaya.Disaat beliau memegang pemerintahan, beliau tidak menghiraukan upacara pada semua pura-pura atau upacara agama di pulau Bali. Sri Baginda tidak pernah mendengarkan masukan, nasehat dari para pengabih istana termasuk para bagawanta kerajaan.Dan dikisahkan pemerintahan beliau tidak lama karena umur beliau pendek. Selanjutnya pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya Sri Dhanadiraja.Cara pemerintahannya tidak jauh berbeda bahkan hampir sama dengan kelakuan kakaknya. Sehingga para pendeta / bagawanta kerajaan merasa kecewa, dengan kepemimpinan baginda raja. Demikian pula bagawanta kerajaan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang sekarang serba sulit, apalagi beliau sekarang lebih mendalami dharma kependetaannya ketimbang pemerintahan. Untuk menghindari keributan di istana akhirnya Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang mohon diri dari kehidupan istana kurang lebih pada tahun 1125 saka.mohon mundur dari istana . Demikian pula banyak para pendeta yang lain ikut keluar dari lingkungan istana.Para pendeta lebih memilih hidup diluar istana sehingga lebih tenang melaksanakan dharma kependetaannya. Selanjutnya diceritrakan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang bersama keluarga meninggalkan istana dengan membawa presasti jayapangus ( presasti Saribuana A dan B ) yang merupakan bukti beliau sebagi petugas kerajaan dan beliau juga membawa Pusaka Bjra yang berkepala Cakra yang dihadiahkan oleh baginda Sri Jayapangus sebagai Maha Brahmana atau pemimpin bagawanta kerajaan.Semenjak itulah Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang idak terlibat lagi urusan kerajaan .


Sabtu, 25 Mei 2013

ARYA WINTANG DENGAN DALEM BALINGKANG


HUBUNGAN ARYA WINTANG DENGAN DALEM BALINGKANG

Kerajaan Bali setelah wafatnya Sri Jaya Sakti pada tahun 1072 saka, pemerintahan di bali dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama Sri Jayapangus dari tahun 1099 - 1103 . Sri Jayapangus bertahta dengan gelar Paduka Maha Raja Aji Jayapangus Arkaja-Lancana. Beliau didampingi oleh permaisuri yang bergelar Paduka Sri Parameswari Induja Katana. Pada pemerintahan beliau datanglah saudagar dari china untuk berdagang dengan anak putrinya yang sangat cantik yang bernama Kang Ching We. Melihat kecantikan utri china Maha Raja berkehendak mempersunting putri saudagar china tersebut namun kehendak Beliau ditentang oleh kalangan istana pada saat itu. Beliaupun menjadi sedih dan tidak ada semangat untuk mengurus pemerintahan. Kerajaan menjadi tidak terurus, masyarakat banyak yang tidak mau bayar pajak dan keadaan semakin kacao. Kemudian datanglah seorang ahli pemerintahan dan ahli agama dari hindu/jawa yang masih keturunan dari Mpu Siwagandu., yaitu Mpu widyatmika. Beliau membantu Raja memecahkjan masakah kerajaan. Mula-mula beliau meyakinkan kalangan istana agar diberikan Raja mempersunting putri china ( Kang ching We ), untuk dijadikan permaisuri, dengan maksud Beliau agar bisa lebih banyak belajar tentang perdagangan  sehingga rakyat bali bisa kontak dagang dengan china. Dengan demikian nantinya diharapkan kerajaan akan lebih berkembang dan rakyat makmur. Dengan kepandaian dan tutur kata yang lembut serta strategi yang baik Mpu Widyatmika berhasil membujuk kalanagan istana akhirnya Sri Jayapangus jedi mengambil Kang Ching We dijadikan permaisuri dengan gelar Paduaka Sri Mahadewi Sasangkaja-Chihna.Berkat nasehat Mpu Widyatmika selajutnya diperkenalkan uang kepeng ( pipis bolong ) sebagai alat tukar dalam perdagangan di bali dan termasuk dalam upacara keagamaan. Keadaan kerajaan Bali di bawah Sri aji Jayapangus yang sekarang lebih dikenal dengan nama Dalem Balingkang.  Dalem dimaksudkan adalah raja , Bali adalah wilayah kerajaan Bali dan Kang untuk mengenal istri beliau dari keluarga Kang  orang china.
Selanjutnya Mpu Widyamika mengambil adik dari Dalem Balingkang dijadikan istri yang bernama Teja wintang sari stelah mendapat restu dan sebagai ucapan terimakasih kepada Mpu. Diceritakan beliau Maha raja Dalem balingkan juga disarankan membuat aturan perpajakan untuk wilayah-wilayak kecil yang merupakan kerajaan bawahan untuk memudahkan pemungutan pajak sesuai dengan daerah masding-masing. Pendapat ini disetujui oleh raja selanjutnya Raja Jayapangus mengeluarkan 43 buah presasti Jayapangus yang intinya memuat tentang penugasan  dan pelaksana pemerintahan diwilayah kerajaan kecil yang zaman itu disebut dengan Swatantra atau Karaman. Seterusnya Mpu Widyamika juga dianggkat menjadi raja pada Karaman Rabitantaka , sesuai dengan bunyi presasti Sarinbuana A dan B. dengan Gelar I Batara Teken Lwirprabawa.  Selajutnya setelah sekian lama beliau juga diangkat menjadi Bagawanta kerajaan dan di beri gelar Rsi Agung Sakti  Arya Wintang. Gelar itu bermaksud adalah : Rsi Agung adalah Pendeta/sulinggih, Sakti adalah pandai dalam pengetahuan, Arya adalah juga seorang satrya karena menjadi raja, dan Wintang merupakan tanda penghargaan berupa bintang lencana dan sekaligus mengingat istrinya adalah adik Jaya pangus yaitu Teja Wintang sari. Semenjak itu beliau lebih dikenal dengan sebutan Rsi Agung Sakti Aryya Wintang.
Ida Rsi Agung Sakti arya Wintang juga diberikan alat-alat siwakarana, terutama yang istimewa adalah bajra yang dipuncaknya adalah berbentuk cakra. Hal ini juga mengingatkan pada beliau selain jadi bagawanta  kerajaan juga bliau seorang raja pada karaman Rabitantaka.. Sampai saat ini bajra tersebut masih bagus dan tersimpan di Griya Sarinbuna, termasuk presasti Sarinbuana A dan B yang merupakan salah satu presasti yang dikeluarkan oleh raja Dalem Balingkang atau Jayapangus pada Wuku Wayang saka1103 juga masih tersimpan rapi disusung oleh keturunan /keluaraga Arya Wintang.Pada masa tersebut kerajaan bali dibawah Jayapangus//Dalem Balingkan aman tentram dan semua umat melaksanakan upacara keagamaan dengan rutin dan hikmat

Minggu, 19 Mei 2013

MENGENAL ARYA WINTANG

ARYA WINTANG

Arya Wintang adalah nama dari keturunan dari Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung dari griya Sarinbuana yang berada di dusun Sarinbuana ,desa Wanagiri, kecamatan Selemadeg, kabupaten Tabanan.. Semua pratisentana dari Ida Rsi Agung Sakti Manggar Agung diberi nama Keluarga Arya Wintang.Keluarga Arya Wintang merupakan satu keluarga /wangsa yang meyakini merasa satu darah dan menyungsung pada Siwa_Kawitan yang berpusat di Sarinbuna..Adapun pretisentana keluarga Arya Wintang yang diketemukan sampai sekarang ada di Desa Sarinbuana, desa Sangketan, Desa Beng Tabanan, desa Sanda, Desa Karyasari, Desa Rijasa, Desa Tegal Linggah, Desa Sigaran, Desa Batungsel, Desa Kebon Tumpalan, Desa ,  Mangesta. Desa Piling, Desa Subamia, Desa Manik Yang, Desa Apit Yeh, Desa Gempinis, Desa Cepaka, Desa Dalang, Desa Mendek. Desa Pupuan Sawah, Desa Kikian, Desa Menungul, Desa Cibukan, Desa Klecung, Desa Kambangan, Desa Ampadan, Desa Bantas, yang semua itu ada di Kabupaten Tabanan, dan di Negara ada di Desa Penyaringan dan Desa Tegal Cangkring.

riwayat jro gunung



SEKILAS  RIWAYAT JERO  GUNUNG
                              DIPANGGIL  JERO  GUNUNG DENGAN  NAMA  LENGKAP    IR.  I  PUTU  ARSANA.   KELAHIRAN  DI  SANDA  PUPUAN  TABANAN, PADA  TANGGAL 10 JULI  1964. MENAMATKAN PENIDIDKAN  SEKOLAH  DASAR  DI  SEKOLAH  DASAR  NEGERI 1  SANDA,  TAHUN  1977. MENERUSKAN  PENDIDIKAN     SEKOLAH  MENENGAH  PERTAMA ( SMP )  DI  SMPN BAJRA, KECAMATAN  SELEMADEG  TABANAN  TAMAT  TAHUN 1981.  TAMAT  SEKOLAH  MENENGAH  ATAS DI   SMAN 2 TABANAN  TAHUN 1984. SELANJUTNYA  MENERUSKAN  PENDIDIKAN  DI  PERGURUAN  TINGGI,  PADA  FAKULTAS  PETERNAKAN  UNIVERSITAS  UDAYANA ( UNUD ) TAMAT  TAHUN  1988.  SETERUSNYA  MELAKSANAKAN  PAWINTENAN  SARASWATI PADA  TAHUN  1995,  DITERUSKAM  PADA  TAHUN  1997  MEWINTEN  SARI  DI  MRAJAN / KEMULAN.  PADA  TAHUN  1998  NGELUNGSUR  PAWINTENAN  PEMANGKU  DI  MRAJAN  GEDE   DAN SETELAH  ITU  SERING  DI  PANGGIL  JERO  GUNUNG KARENA  BERADA  DI  GUNUNG  (  KAKI   GUNUNG  BATUKARU ),  SELANJUTNYA  MENEKUNI  GEGAMAN  KEPEMANGKUAN  DAN  PADA  TAHUN  2013 NEMONIN  ODALAN  JELIH ( PURNAMA ) NUNAS  PAWINTENAN  PANUGRAHAN PAMUPUT SERAJA  KARYA  DI  PURA  SIWA/ GRIYA  SARIBUANA, KECAMANTAN  SELEMADEG ,   TABANAN.