HUBUNGAN ARYA WINTANG DENGAN DALEM BALINGKANG
Kerajaan Bali setelah wafatnya Sri Jaya Sakti pada tahun 1072 saka, pemerintahan di bali dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama Sri Jayapangus dari tahun 1099 - 1103 . Sri Jayapangus bertahta dengan gelar Paduka Maha Raja Aji Jayapangus Arkaja-Lancana. Beliau didampingi oleh permaisuri yang bergelar Paduka Sri Parameswari Induja Katana. Pada pemerintahan beliau datanglah saudagar dari china untuk berdagang dengan anak putrinya yang sangat cantik yang bernama Kang Ching We. Melihat kecantikan utri china Maha Raja berkehendak mempersunting putri saudagar china tersebut namun kehendak Beliau ditentang oleh kalangan istana pada saat itu. Beliaupun menjadi sedih dan tidak ada semangat untuk mengurus pemerintahan. Kerajaan menjadi tidak terurus, masyarakat banyak yang tidak mau bayar pajak dan keadaan semakin kacao. Kemudian datanglah seorang ahli pemerintahan dan ahli agama dari hindu/jawa yang masih keturunan dari Mpu Siwagandu., yaitu Mpu widyatmika. Beliau membantu Raja memecahkjan masakah kerajaan. Mula-mula beliau meyakinkan kalangan istana agar diberikan Raja mempersunting putri china ( Kang ching We ), untuk dijadikan permaisuri, dengan maksud Beliau agar bisa lebih banyak belajar tentang perdagangan sehingga rakyat bali bisa kontak dagang dengan china. Dengan demikian nantinya diharapkan kerajaan akan lebih berkembang dan rakyat makmur. Dengan kepandaian dan tutur kata yang lembut serta strategi yang baik Mpu Widyatmika berhasil membujuk kalanagan istana akhirnya Sri Jayapangus jedi mengambil Kang Ching We dijadikan permaisuri dengan gelar Paduaka Sri Mahadewi Sasangkaja-Chihna.Berkat nasehat Mpu Widyatmika selajutnya diperkenalkan uang kepeng ( pipis bolong ) sebagai alat tukar dalam perdagangan di bali dan termasuk dalam upacara keagamaan. Keadaan kerajaan Bali di bawah Sri aji Jayapangus yang sekarang lebih dikenal dengan nama Dalem Balingkang. Dalem dimaksudkan adalah raja , Bali adalah wilayah kerajaan Bali dan Kang untuk mengenal istri beliau dari keluarga Kang orang china.
Selanjutnya Mpu Widyamika mengambil adik dari Dalem Balingkang dijadikan istri yang bernama Teja wintang sari stelah mendapat restu dan sebagai ucapan terimakasih kepada Mpu. Diceritakan beliau Maha raja Dalem balingkan juga disarankan membuat aturan perpajakan untuk wilayah-wilayak kecil yang merupakan kerajaan bawahan untuk memudahkan pemungutan pajak sesuai dengan daerah masding-masing. Pendapat ini disetujui oleh raja selanjutnya Raja Jayapangus mengeluarkan 43 buah presasti Jayapangus yang intinya memuat tentang penugasan dan pelaksana pemerintahan diwilayah kerajaan kecil yang zaman itu disebut dengan Swatantra atau Karaman. Seterusnya Mpu Widyamika juga dianggkat menjadi raja pada Karaman Rabitantaka , sesuai dengan bunyi presasti Sarinbuana A dan B. dengan Gelar I Batara Teken Lwirprabawa. Selajutnya setelah sekian lama beliau juga diangkat menjadi Bagawanta kerajaan dan di beri gelar Rsi Agung Sakti Arya Wintang. Gelar itu bermaksud adalah : Rsi Agung adalah Pendeta/sulinggih, Sakti adalah pandai dalam pengetahuan, Arya adalah juga seorang satrya karena menjadi raja, dan Wintang merupakan tanda penghargaan berupa bintang lencana dan sekaligus mengingat istrinya adalah adik Jaya pangus yaitu Teja Wintang sari. Semenjak itu beliau lebih dikenal dengan sebutan Rsi Agung Sakti Aryya Wintang.
Ida Rsi Agung Sakti arya Wintang juga diberikan alat-alat siwakarana, terutama yang istimewa adalah bajra yang dipuncaknya adalah berbentuk cakra. Hal ini juga mengingatkan pada beliau selain jadi bagawanta kerajaan juga bliau seorang raja pada karaman Rabitantaka.. Sampai saat ini bajra tersebut masih bagus dan tersimpan di Griya Sarinbuna, termasuk presasti Sarinbuana A dan B yang merupakan salah satu presasti yang dikeluarkan oleh raja Dalem Balingkang atau Jayapangus pada Wuku Wayang saka1103 juga masih tersimpan rapi disusung oleh keturunan /keluaraga Arya Wintang.Pada masa tersebut kerajaan bali dibawah Jayapangus//Dalem Balingkan aman tentram dan semua umat melaksanakan upacara keagamaan dengan rutin dan hikmat
Selanjutnya Mpu Widyamika mengambil adik dari Dalem Balingkang dijadikan istri yang bernama Teja wintang sari stelah mendapat restu dan sebagai ucapan terimakasih kepada Mpu. Diceritakan beliau Maha raja Dalem balingkan juga disarankan membuat aturan perpajakan untuk wilayah-wilayak kecil yang merupakan kerajaan bawahan untuk memudahkan pemungutan pajak sesuai dengan daerah masding-masing. Pendapat ini disetujui oleh raja selanjutnya Raja Jayapangus mengeluarkan 43 buah presasti Jayapangus yang intinya memuat tentang penugasan dan pelaksana pemerintahan diwilayah kerajaan kecil yang zaman itu disebut dengan Swatantra atau Karaman. Seterusnya Mpu Widyamika juga dianggkat menjadi raja pada Karaman Rabitantaka , sesuai dengan bunyi presasti Sarinbuana A dan B. dengan Gelar I Batara Teken Lwirprabawa. Selajutnya setelah sekian lama beliau juga diangkat menjadi Bagawanta kerajaan dan di beri gelar Rsi Agung Sakti Arya Wintang. Gelar itu bermaksud adalah : Rsi Agung adalah Pendeta/sulinggih, Sakti adalah pandai dalam pengetahuan, Arya adalah juga seorang satrya karena menjadi raja, dan Wintang merupakan tanda penghargaan berupa bintang lencana dan sekaligus mengingat istrinya adalah adik Jaya pangus yaitu Teja Wintang sari. Semenjak itu beliau lebih dikenal dengan sebutan Rsi Agung Sakti Aryya Wintang.
Ida Rsi Agung Sakti arya Wintang juga diberikan alat-alat siwakarana, terutama yang istimewa adalah bajra yang dipuncaknya adalah berbentuk cakra. Hal ini juga mengingatkan pada beliau selain jadi bagawanta kerajaan juga bliau seorang raja pada karaman Rabitantaka.. Sampai saat ini bajra tersebut masih bagus dan tersimpan di Griya Sarinbuna, termasuk presasti Sarinbuana A dan B yang merupakan salah satu presasti yang dikeluarkan oleh raja Dalem Balingkang atau Jayapangus pada Wuku Wayang saka1103 juga masih tersimpan rapi disusung oleh keturunan /keluaraga Arya Wintang.Pada masa tersebut kerajaan bali dibawah Jayapangus//Dalem Balingkan aman tentram dan semua umat melaksanakan upacara keagamaan dengan rutin dan hikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar