ARYA WINTANG
Kira-kira 30 tahun Sri Aji Jayapangus/ Dalem Balingkang berkuasa, baginda lalu wafat pada akhir tahun 1103 saka. Jenazah baginda dimakamkan di pertapaan Dharma Anyar. dikisahkan baginda punya dua putra yang sulung bernama Sri Hekajaya, adiknya bernama Sri Dhanadiraja. Keduanya perjaka sama-sama berwajah tampan.Selanjutnya Sri Hekajaya yang bertahta di Bali, setelah selesai upacara penobatan beliau bergelar Paduka Sri Maharaja Hekajaya.Disaat beliau memegang pemerintahan, beliau tidak menghiraukan upacara pada semua pura-pura atau upacara agama di pulau Bali. Sri Baginda tidak pernah mendengarkan masukan, nasehat dari para pengabih istana termasuk para bagawanta kerajaan.Dan dikisahkan pemerintahan beliau tidak lama karena umur beliau pendek. Selanjutnya pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya Sri Dhanadiraja.Cara pemerintahannya tidak jauh berbeda bahkan hampir sama dengan kelakuan kakaknya. Sehingga para pendeta / bagawanta kerajaan merasa kecewa, dengan kepemimpinan baginda raja. Demikian pula bagawanta kerajaan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang sekarang serba sulit, apalagi beliau sekarang lebih mendalami dharma kependetaannya ketimbang pemerintahan. Untuk menghindari keributan di istana akhirnya Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang mohon diri dari kehidupan istana kurang lebih pada tahun 1125 saka.mohon mundur dari istana . Demikian pula banyak para pendeta yang lain ikut keluar dari lingkungan istana.Para pendeta lebih memilih hidup diluar istana sehingga lebih tenang melaksanakan dharma kependetaannya. Selanjutnya diceritrakan Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang bersama keluarga meninggalkan istana dengan membawa presasti jayapangus ( presasti Saribuana A dan B ) yang merupakan bukti beliau sebagi petugas kerajaan dan beliau juga membawa Pusaka Bjra yang berkepala Cakra yang dihadiahkan oleh baginda Sri Jayapangus sebagai Maha Brahmana atau pemimpin bagawanta kerajaan.Semenjak itulah Ida Rsi Agung Sakti Arya Wintang idak terlibat lagi urusan kerajaan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar