ARYA WINTANG
Dikisahkan keadaan diwilayah Sarinbuana aman damai penduduk hidup rukun serta semua ingat dengan swadarmanya masing-masing. Pada zaman itu disebutkan penduduk Sarinbuana sudah mencapai 600 KK, pada saat itu yang memerintah di Balisudah paduka ParameswaraSri Hyanging Hyang Adhi Dewa Lancana. Tetapi tahun 1208 saka, kerajaan bali diserang oleh kerajaan Singasari dari jawa dibawah Kerta Negara. Raja Kertanegara mengirim pasukan perang dibawah para patih yang sakti-sakti, seperti Ki Kebo Bungalan, Ki Kebo Anabrang, Ki Lembu Peteng, Ki Jaran Waha, dengan bersenjatakan lengkap membinasakan kerajaan bali. Pertempuran sangat sengit antara pasukan raja bali dengan pasukan Kertanegara/Singasari. Banyak rakyat bali yang tewas dan paduka raja ditawan serta dibawa ke singasari. Semenjak itu kerajaan bali takluk kepada kerajaan singasari.
Pada zaman pertempuran melawan singasari , pertempuran juga sampai mkewilayah jauh dari kerajaan mencari keluarga raja-raja bali. Termasuk ke Sarinbuana juga diserbu karena masih dekat hubungannya dengan kerajaan bali.
Wilayah saribuana diserbu oleh pasukan dibawah pimpinan I JELING.Saat itu banyak penduduk sarinbuana yang mati dan ada yang selamat melarikan diri ada yang ke Kebon Jajung/Karyasari, ada yang desa Sanda, ada yang ke desa Sangketan dan ada yang ke desa Beng. Hanya sedikit yang masih tersisa di sarinbuana mereka bersembunyi ke tengah hutan, yang bersembunyi ini ada yang membawa gong desa, disembunyikan di Batur Sakti. Yang lainnya dengan gigih mempertahankan desa termasuk griya sarinbuana. Ada yang menyelamatkan benda-benda pusaka seperti Bajera, presasti Jayapangus/Prasasti Sarinbuana. Pada saat itu prasasti hanya sempat diselamatkan 3 lembar dan lagi 2 lembar ketinggalan yang selanjutnya sampai sekarang belum diketemukan.
Pertempuran semakin sengit, keadaan desa hancur lebur, rumah-rumah dibakar, pratisentana arya wintang menjadi sasaran dan target untuk di habisi. Namun tak lama kemudian datang bantuan dari keluarga Toh Jiwa dari wanagiri yang merupakan pasukan belapati untuk melindungi griya sarinbuana serta pratisentana Arya Wintang.Maka pasukan musuh dapat dipukul mundur dan akhirnya dikalahkan dengan tewasnya I Jeling yang merupakan pimpinan pasukan musuh. Dengan terbunuhnya I jeling barulah wilayah sarinbuana aman . Keluraga yang sudah melarikan diri lama-lama lalu menetap langsung di daerah pelariaanya. Namun semua dari mereka yang melarikan diri tidak ada yang berani menunjukkan jati dirinya bahwa mereka keturunan Arya Wintang. Dmikian pula keluarga yang di sarinbuana juga belum ada yang berani menunjukkan diri. Setelah beberapa trahun berjalan keadaan mulai pulih dan kehidupan mulai berjalanj lancar. Pada saat itu pengelingsir keluarga Arya Wintang yang di sarinbuana melakukan pemujaan kepada para dewata agar kembali bisa menegakkan jati diri bahwa mereka adalah keturunan dari Arya Wintang. Dimana tempat pengelingsir melakukan pemujaan tersebut yang berada di tengah hutan sekarang berdiri PURA BATUR SINAH-ANGGA yang sekarang lebih dikenal dengan nama PURA SINANGGA.
Demikian keadaan saribuana pada zaman kali sengara, dan selanjutnya kembali para penduduk menata kehidupan desa sarinbuana. Berkat anugrah Ida Batara Kawitan dikisahkan perkembangan keturunan Arya Wintang baik yang ada di luar maupun di Sarinbuana mulai saling berhubungan dan mengingat asal-usul mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar